Mawar Putih Itu Milikmu (bagian tiga)
Ruangan itu kini dipenuhi kami para mahasiswa dan juga dihadiri oleh tokoh-tokoh pejabat publik yang berpakaian dengan rapinya. Selangkah demi selangkah kami mulai memasuki ruangan dan mencari tempat duduk. Sungguh agenda yang melelahkan, sebab kami harus mulai kembali mendengarkan motivasi-motivasi jenaka dari mereka yang tampaknya tak melihat nominal sepuluh ribu disakunya. Sebetulnya tak etis kita membicarakan ini, apalagi kita hanyalah tamu yang tak dirajakan. "sudah lupakan bualan itu". Berbicara mengenai materi hari ini, tampaknya kali ini sangat kental dengan pembahasan administratif politik. Hal yang cocok untuk kegiatan dialektis antar sesama mahasiswa dengan berbagai latar belakangnya. Pandangan yang terlihat ialah mahasiswa dengan tempat duduk di setiap kursinya. Menunjukkan eksistensi almamater Universitas yang melekat ditubuhnya. Warna-warninya menghiasi seisi ruangan itu dengan cerahnya. Satu dua warna identik yang kukenal seakan mene...